Gunung Marapi Dua Kali Meletus, PVMBG Laporkan Aktivitas Meningkat

2 Letusan Terkini Gunung Marapi

Bukittinggi – Aktivitas vulkanik Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali meningkat. Sepanjang Ahad, 21 September 2025, gunung berapi setinggi 2.891 meter itu tercatat meletus sebanyak dua kali. Letusan tersebut menghasilkan kolom abu setinggi sekitar 1.000 meter di atas puncak, menurut laporan resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi.

Penyusun laporan dari Pos Pemantau Gunung Api Marapi, Teguh Purnomo, menjelaskan bahwa pengamatan seismik menunjukkan letusan memiliki amplitudo antara 7,3 hingga 30,4 milimeter dengan durasi letusan 38 hingga 53 detik. Salah satu letusan terjadi pada pukul 13:28 WIB, di mana kolom abu condong ke arah barat daya.

Selain dua letusan tersebut, aktivitas seismik lain juga tercatat signifikan. Berdasarkan laporan PVMBG, terjadi 31 kali gempa embusan dengan amplitudo 0,7–10 milimeter dan durasi 24–61 detik. Aktivitas tremor non harmonik juga terpantau sebanyak 55 kali dengan amplitudo 0,7–6,8 milimeter dan durasi cukup panjang, yakni 70–965 detik.

“Juga ada sebanyak 54 kali gempa hybrid atau fase banyak dan 2 gempa vulkanik dangkal gempa vulkanik dalam,” kata Teguh Purnomo.

Peringatan bagi Warga dan Wisatawan

PVMBG mengimbau masyarakat, pendaki, dan wisatawan agar tetap waspada. Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak kawah. Abu vulkanik yang terbawa angin berpotensi mengganggu jarak pandang dan kesehatan pernapasan. Pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bukittinggi dan Kabupaten Agam juga telah menyiapkan posko siaga.

Gunung Marapi adalah salah satu gunung api paling aktif di Sumatera Barat. Sejak awal tahun 2025, PVMBG telah beberapa kali melaporkan peningkatan aktivitas vulkanik. Fenomena letusan kali ini mempertegas status kewaspadaan di level II (Waspada) yang sudah diberlakukan sejak akhir tahun lalu.

Aktivitas vulkanik Marapi tidak hanya berdampak pada wilayah sekitar puncak gunung. Beberapa desa di lereng barat daya dilaporkan menerima hujan abu tipis. Warga diminta menggunakan masker dan kacamata pelindung saat beraktivitas di luar ruangan. Pihak terkait juga memantau kemungkinan gangguan pada penerbangan, meskipun hingga kini jalur udara masih dinyatakan aman.

Marapi dalam Sejarah Sumatera Barat

Gunung Marapi memiliki catatan panjang erupsi yang mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitarnya. Dalam sejarahnya, Marapi telah meletus puluhan kali sejak abad ke-18. Letusan-letusan terdahulu pernah menimbulkan kerusakan lahan pertanian dan memaksa warga mengungsi. Namun, tanah vulkanik yang subur dari Marapi juga menjadikan lereng-lerengnya sebagai kawasan pertanian produktif.

Dalam kepercayaan tradisional Minangkabau, Marapi dianggap sebagai gunung yang memiliki nilai sakral. Kisah rakyat menyebut Marapi sebagai salah satu titik penting dalam legenda asal-usul nenek moyang Minangkabau. Bagi masyarakat sekitar, gunung ini bukan hanya ancaman alam, tetapi juga simbol keseimbangan antara manusia dan lingkungan.

Digitalisasi Informasi Bencana dan Peran Generasi Muda

Dalam beberapa tahun terakhir, pemantauan aktivitas Gunung Marapi telah banyak terbantu oleh teknologi digital. Data seismik dikirimkan secara real-time ke pusat pemantauan Badan Geologi, memungkinkan respon cepat terhadap setiap perubahan aktivitas. Media sosial juga memainkan peran besar dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat luas.

Generasi muda, terutama mereka yang aktif di media sosial, diharapkan dapat membantu menyebarkan informasi resmi dan mengedukasi masyarakat tentang mitigasi bencana. Dengan literasi digital yang baik, informasi yang akurat bisa lebih cepat sampai ke tangan warga, meminimalisasi risiko kepanikan akibat berita bohong atau rumor.

Pengaruh Letusan terhadap Pariwisata Bukittinggi

Bukittinggi, kota wisata utama di Sumatera Barat, berada tidak jauh dari Marapi. Keindahan panorama gunung ini sering menjadi daya tarik bagi wisatawan. Namun, letusan seperti ini kerap membuat pihak pengelola wisata menutup sementara jalur pendakian demi keselamatan.

Bagi pelaku pariwisata, aktivitas Marapi adalah pengingat pentingnya menerapkan standar keamanan dan sistem informasi yang jelas bagi wisatawan. Pemerintah daerah juga menekankan bahwa kesiapsiagaan bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan PVMBG, tetapi juga seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata.

Edukasi dan Kesiapsiagaan Jangka Panjang

Letusan Marapi ini menjadi momentum untuk memperkuat edukasi kebencanaan bagi masyarakat. Sekolah-sekolah, komunitas pemuda, dan organisasi lokal dapat memanfaatkan peristiwa ini untuk menyelenggarakan simulasi evakuasi atau pelatihan mitigasi bencana.

Sumatera Barat adalah daerah dengan banyak gunung api aktif. Pemahaman yang baik tentang tanda-tanda aktivitas gunung berapi dan prosedur evakuasi akan menyelamatkan banyak nyawa jika letusan besar terjadi di masa depan. Peran aktif warga, terutama generasi muda, akan membantu membangun budaya siaga bencana yang lebih kuat.

Ajakan Inspiratif

Peristiwa di Gunung Marapi mengingatkan kita bahwa alam selalu memberi pesan untuk menjaga keseimbangan. Bagi generasi muda, ini adalah momen penting untuk peduli terhadap lingkungan, memanfaatkan teknologi untuk berbagi informasi bermanfaat, dan menghargai alam sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya.

Mari kita belajar dari Marapi: kekuatan alam bisa menjadi ancaman sekaligus anugerah. Dengan kesiapsiagaan, gotong royong, dan kesadaran, kita dapat menghadapi tantangan apa pun. Jadilah bagian dari generasi yang tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga melindunginya dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk.

  • Total page views: 25,844
WhatsApp
Facebook
Email

Informasi Terbaru

Pilihan Editor